“Semua pengetahuan terhubung ke semua pengetahuan lainnya. Yang menyenangkan adalah membuat koneksinya.”
(Arthur Aufderheide)
Saya mengubah pemikiran saya sebagai akibat dari apa telah saya pelajari. Utamanya adalah perubahan pemikiran tentang pemenuhan kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda.
Perubahan pemikiran tersebut berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi. Saya menjadi lebih percaya diri untuk mempersiapkan pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Tujuan pembelajaran dideskripsikan dengan jelas dengan kalimat lengkap, dan mengandung keterangan tentang ABCD (Audience, Behavior, Condition, Degree).
2. Kegiatan Pembelajarannya: Berhubungan langsung dengan tujuan pembelajaran; Mendeskripsikan pengetahuan dan keterampilan
yang akan dikembangkan; Mempertimbang kan kebutuhan belajar murid.
3. Penilaian Pembelajarannya: Mendeskripsikan strategi dan alat penilaian yang akan digunakan, lengkap dengan instrumennya; Penilaian yang dilakukan mencakup penilaian pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas?
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
- Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
- Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
- Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
- Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
- Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
Semua hal tersebut dapat dilakukan dengan langkah awal membuat RPP yang memiliki karakteristik seperti tertuang di atas.
Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal?
Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar). 3. Sebagai guru, yang dapat kita lakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid-murid kita adalah dengan memetakan tiga aspek penting. Ketiga aspek tersebut adalah: Kesiapan belajar (readiness) murid, Minat murid, Profil belajar murid.
Bagaimana Anda melihat kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak?
Kaitan antara materi dalam modul ini sesuai dengan isi modul Nilai dan Peran Guru Penggerak. Lebih tepatnya peran sebagai Pemimpin Pembelajaran. Peran sebagai Pemimpin Pembelajaran ini juga menjadi topik utama dalam Kerangka Desain Program Pendidikan Guru Penggerak.
Sumber gambar: https://media.suara.com/pictures/653×366/2015/04/17/o_19j3m1hgthf63ni1h951v366r6a.jpg